Kisah Waktu
Waktu tersesat di rimba kata
setelah tinggalkan semak makna
Kelam. Langit-langit hasrat
penuh pohon-pohon kalimat
bercabang-cabang!
Tak ada lagi mentari
mengganti hari: Dari malam ke siang!
Detik melempar sepi
dan jatuh ke tumpukan guguran daun-daun huruf
di tanah rindu. Semua tertutup
Udara basah. Gerak langkah
mencari menit. Tak pernah lelah!
Kalau pun terjebak ke ujung alinea: Kembara
menangkap jam-jam cinta yang merambat ke ranting wacana
Adakah minggu kembali mengajuk bulan?
Adakah tanya kembali menjerat tahun?
Satu-satu
pun tumbang digerogoti windu, bahkan abad, bahkan milenium...
Sia-sia. Sungguh!
Agustus 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar