Sutan Iwan Soekri Munaf
Membeku
Waktu yang dulu
mengalir deras dari puncak hatimu
menuju lembah cintaku,
membasahi setiap pohon-pohon hasratku
dan menyuburkan lahan rindu padamu.
Kini semua hanya mimpi
di siang hari.
Waktu membeku di ujung kata-kata.
Kau pun berpaling dan pergi.
Aku hanya bisa membaca kembali
kisah rindu yang tercatat dalam waktu.
Tak ada kalimat yang bisa
menguraikan setiap langkah menjadi berharga.
Pada huruf-huruf terangkai dan kata-kata
tersusun, dalam kalimat yang membentuk frasa cinta
padamu. Kini semua menjadi wacana.
Apakah kau masih mau menyapa pada waktuku?
Senja pun jatuh ke haribaanmu.
Senja yang beku telah merekam kisah pagi
yang mengaliri perjalanan cinta padamu.
Semua membeku dalam kenangan tak pernah henti
dan mengalir menuju titik akhir. Mati
Prabumulih, Januari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar