Rabu, 28 Juli 2010

Mengenang Ayahanda

Sutan Iwan Soekri Munaf

Mengenang Ayahanda


Terpisah. Kembali jarak memadu resah
Sementara rindu berpacu. Aku pun ragu. Setelah waktu berjalan sudah. Aku lelah mencari kata tanpa bertemu.
Beku dalam windu demi windu suaramu membakar setiap jengkal dada tiada kalimat yang dapat merapat. Hati
terjerat Ayahanda. Aku ingin sekali mendekat
Kembali jarak dikuak. Barangkali angin sampirkan pesan tentang ragu yang terbentang. Barangkali jalan semakin
lapang Semakin lelah. Semakin lelah. Semua menjadi bimbang dan darah beku menggumpal-gumpal. Semua tinggal
impian Ayahanda. Aku di sini masih mengurai seribu cerita dan membaca sejuta makna dalam katamu saat menyisi...
Jakarta, September 1996

1 komentar:

  1. Kita biasanya mampu merasakan cinta seseorang manakala ia telah tiada. Terutama cinta ayah dan bunda.......
    Membaca puisi ini semakin menambah rasa rindu pada mereka......

    BalasHapus