Tentang Waktu
Masihkah sabar mengakar dalam kalbu
seperti menunggu waktu yang akan tiba? Selalu
kata tumbuh dan bercabang-cabang, seperti detik merindu
dan menapak ke jam, hari, minggu, bulan, tahun hingga windu
dengan pasti. Selalu kalimat memberati makna. Bisu
bertalu-talu. Tak pernah ada jawab: Aku meraba dalam ragu!
Masihkah waktu dengan sabar menunggu
setelah kata-kata luruh dimakan waktu?
Masihkah waktu mengakar dalam kalbu
setelah sabar pergi dan berlalu?
Masihkah waktu menungguku
setelah aku menunggu waktu?
Prabumulih, September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar