Rabu, 28 Juli 2010

Sudah Berapa Kali

Sutan Iwan Soekri Munaf

Sudah Berapa Kali

Sudah berapa kali malam memberi mimpi pada kalimat yang singgah. Kata pun mencari diri ke balik waktu yang lalu-lalang di antara ruang-ruang: Kosong!
Sudah berapa kali kalimat menolak bala pada pagi pertama, memperingatkan malam agar lelap menjadi bagian istirah tanpa mimpi yang menggugah. Kita pun menafsir kembali setiap kata yang menerkam waktu di antara labirin: Sepi!
Sudah berapa kali aku mengunyah malam pada makan tanpamu. Kau pun mencari makna kesendirian ke bilik waktuku sambil membongkar-bongkar seluruh detik yang mungkin menyelipkan rindu pada sudut-sudut rahasia: Risi!
Sudah berapa kali engkau memanggil waktu dengan kata-kata pukau yang dahsyat. Kalimat pun berhamburan ke tengah medan waktu, tak menari walau lagu erotik bergema setiap detik: Lolong!
Sudah berapa kali kita menikmati malam tanpa kata!

Palembang, Mei 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar