Sajak Kepada Eros Djarot
Ada lagikah waktu untuk tidak membatu
dari seluruh kata yang menghambur ke setiap dinding? Mungkin
perjalanan sejarah membenturkan rindu ke dalam kalbu
dan kalimat tersayat-sayat ke ujung hayat. Makin
detik melirik, makin hasrat mendudu.
Hari bergerak menangkap minggu
dan minggu berlari saat kata menjerat bulan.
Masih adakah kalbu menjelang malam-malam memabukkan?
Bukan lagi bermain dalam layar sendu
sambil mencari kalimat sehat yang melahirkan
kerinduan untuk menatap waktu. Membeku
dalam lemari es cinta. Kapan
waktu dan kata berjalan seirama tanpa kepalsuan?
Prabumulih, September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar